Kedua sub sistem tekno struktural dan sosio prosesual bisa dipadukan
secara ergonomik guna meningkatkan produktivitas, mesin dan perlengkapan kerja
harus disesuaikan dengan keadaan komunitas kerja. Perangkat kerja dalam hal ini
tekno struktural dan tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran
antropometri tenaga kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural dan
tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri tenaga
kerja.
Tujuan utama sinkronisasi adalah meminimalkan faktor kelelahan dan
ketidak efisiensian gerak tubuh, tidak terbuang waktu dan energi serta
meletakkan dasar bekerja selamat dan
sehat.
Sistem kerja di industri hendaknya mengikuti prosedur yang ditetapkan,
dengan kerja yang efektif harus dapat menjelaskan tuntutan pekerjaan terjawab
oleh komunitas tenaga kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memberi perhatian penuh kepada
komunitas tenaga kerja agar dalam berkarya dalam kondisi selamat dan sehat,
khususnya dalam era industrialisasi menghendaki cara berfikir dan kebiasaan
perilaku mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.
Koordinat menggambarkan dimana keserasian dan sinkronisasi perkembangan
teknologi (tekno struktural) dan aktifitas tenaga kerja (sosio prosesual),
dengan ke depan bekerja lebih produktif.
Aspek komunitas tenaga kerja (sosio prosesual) disesuaikan dengan
pendidikan dan pengalaman terhadap tuntutan spesifikasi pekerjaan, memiliki
rasa tanggung jawab, memiliki motivasi tinggi, mampu menyesuaikan dengan
peralatan kerja, dan mampu mencerna norma-norma K3 secara sadar.
Aspek peralatan kerja (tekno struktural), harus didesain secara
ergonomic guna melancarkan proses produksi dan meningkatkan produktivitas
kerja.
Kecelakaan bisa timbul akibat kecerobohan (an safe actions), bisa dari
unsur peralatan kerja (technical errors) dan karena faktor lingkungan kerja
(environment errors) bisa menimbulkan
kecelakaan.
Pekerjaan yang lebih bersifat kontinuitas diperlukan perancangan tempat
kerja berdasarkan data anthropometri dan data statis (proses teknologikal
struktural dan sosio prosesual).
Analisis sistem sambungan kerangka (batas jangkauan, ruang gerak
beraktifitas), gerak otot dan aktivitasnya, kemudian rasa nyeri kerangka otot
yang disebabkan oleh pekerjaan. Ketiga substansi di atas mendapat perhatian
dari obyek ergonomis.
Semua aktifitas tubuh manusia diatur dan dikendalikan oleh sistem
susunan saraf bagaimana mengendalikan gaya-gaya dinamis, dalam kenyataan memang
terdapat gaya seperti itu.
Faktor kelelahan kerja menjadi penentu, karena meningkatnya kerja
memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri.
Perasaan adanya kelelahan umum bisa ditandai oleh beberapa variabel
antara lain :
1. Kelelahan mental
2. Kelelahan visual
3. Kelelahan urat saraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar