Difokuskan pada output kapasitas kerja seberapa jauh kegiatan fisik
dapat memenuhi tuntutan pekerjaan sehingga produktivitas perusahaan terus
meningkat. Beberapa pertimbangan prinsip ergonomis adalah pertama faktor
fisiologis yaitu sikap tubuh dalam menyelesaikan pekerjaan, setting mesin,
penempatan peralatan kerja. Kedua, memperhatikan ukuran tubuh (antropometri)
yaitu ukuran tubuh saat berdiri, duduk terhadap kecekatan kerja. Ketiga, arah
pandang, arah pandang disesuaikan dengan kuat cahaya terhadap obyek pekerjaan,
disamping iklim suhu ruang. Keempat, waktu efektif dalam bertugas. Kelima,
terdapatnya beban tambahan.
Menjaga suhu ruang kerja perlu diperhatikan mengingat perbedaan suhu
tubuh normal terhadap suhu ruang sekitarnya. Dalam industri sering disebut
seberapa jauh beda suhu tubuh terhadap lingkungan kerja, panas misalnya
terdapat proses produksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Keempat pertukaran
panas tersebut erat hubungannya dengan jumlah keringat tubuh yang sedang
beraktivitas.
Di sini pentingnya perlengkapan kerja yang sudah diuji dan didesain
secara ergonomis, disamping memperhatikan dampak toksik karena pengaruh proses
produksi. Debu, gas, asap dan bau adalah produk sampingan, namun harus
diproteksi secara benar dan aman agar supaya kesehatan kerja tidak terganggu.
Program ergonomi meliputi penemuan problematik, pembuktian hasil observasi
(trial and errors), gerakan fisik dan sikap badan yang berpengaruh secara
sensomotoris.
Gerakan dan aktivitas kerja diperhitungkan : denyut jantung, tekanan
darah, suhu tubuh konsumsi oksigen dan produk berkeringat. Dalam beraktivitas
kerja tentu ada yang sangat dominan. Desain ergonomis, menggambarkan fungsi
yang harus dilaksanakan terhadap syarat kerja manusia, apakah kelak menjadi
ruang lingkup kerja manusia. Apabila desain ergonomic teruji efektivitasnya
maka dipastikan tuntutan jabatan dapat dipenuhi.
Konsumsi oksigen menjadi prioritas utama, begitu besar pengaruh efek
fisiologis membutuhkan oksigen relatif banyak. Referensi Stevenson 1987, menyebutkan
kebutuhan satu liter oksigen menghasilkan 4,8 kilo kalori energi.