Rabu, 03 September 2014

Implementasi Kepuasan Kerja Terhadap Kesehatan Jiwa



Kepuasan kerja merupakan masalah cukup menarik perhatian, terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan individu dinyatakan bahwa kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha peningkatan kebahagiaan dalam kehidupan. Bagi manajemen dinyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai pendorong peningkatan produksi dan ke depan sebagai tolok ukur untuk kesejahteraan.

Usaha menemukan faktor yang menjadi sumber kepuasan kerja antara lain dari kondisi tenaga kerja yang produktif disertai kemampuan kerja optimal, mengurangi absentisme, menekan angka kecelakaan.

Dengan pembaharuan sumber produksi berteknologi, peran tenaga kerja tetap memegang peranan penting, betapapun sempurnanya perencanaan struktur organisasi bila mereka tidak menjalankan tugas dengan minat dan gembira maka perusahaan kurang produksi optimal.

Memberikan motivasi agar tercapai kepuasan kerja merupakan kewajiban setiap manajemen.

Menciptakan kondisi refleksi job attitude yang positif terus menerus dilakukan, seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Ini berarti kepuasan kerja sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerja terjadi saling menguntungkan.


Setidak-tidaknya terdapat lima faktor yang bisa menimbulkan kepuasan kerja : Pertama, jaminan finansial dan sosial yang memadai. Kedua, kedudukan jabatan tertentu. Ketiga, pangkat dan golongan. Keempat, faktor harmonic dalam suasana kerja. Dan kelima, usia produktif yaitu usia 25 sampai 45 tahun. Berdasarkan penelitian kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor psikologik yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan tenteram dalam bekerja, sikap perilaku terhadap kerja. Faktor lain seperti kondisi fisik lingkungan kerja termasuk sistem pengaturan waktu kerja (rolling), keadaan standar. Kemudian faktor sosial yang menggambarkan interaksi sosial atasan dan bawahan dan terakhir faktor finansial berupa besarnya gaji dan jaminan sosial.

Faktor pendorong untuk mencapai taraf penghidupan adalah kepuasan yang mempengaruhi mental spiritual, berbagai kebutuhan primer seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan (basic needs). Kedua, kebutuhan perasaan aman baik rasa lahir dan rasa batin (safety needs). Ketiga, kebutuhan saling menghargai, saling rasa memiliki (social needs). Keempat, kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Dan kelima, kebutuhan akan hak mengungkapkan pendapat, ide berfikir untuk perbaikan (self actualization needs). Disamping itu manajemen terus menerus melakukan upaya perbaikan melalui Pembentukan Panitia Keselamatan Kesehatan Kerja (P2K3), sebagai kegiatan panitia tetap ikut berpartisipasi menciptakan kondisi yang harmonis dan secara aktif menyebarkan informasi tentang budaya K3.

Tenaga kerja berprestasi adalah indikator utama suksesnya perusahaan, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya tenaga kerja yang bersangkutan memegang  predikat : better safety on the job.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar