Rabu, 03 September 2014

Bahan-bahan Kimia dalam Proses Produksi



Mempelajari toksikologi industri menjadi sangat penting terutama hubungannya dengan penyakit akibat paparan bahan-bahan kimia.

Eksperimentasi chemical hazard memperhatikan kepekaan tenaga kerja sehingga dapat kelainan perilaku dan tindakan berikutnya bisa mengganggu kelangsungan kerja berikutnya.

Karakteristik pemaparan terjadinya respon toksik tergantung pada sifat kimia dan fisik bahan tersebut, situasi pemaparan dan kerentanan sistem biologis dari tenaga kerja tersebut. Informasi mengenai jenis kimia harus memperhatikan Material Safety Data Sheet (MSDS), yang memuat karakteristik bahan, mempelajari proses pengerjaan dan sifat toksik limbah yang ditimbulkannya. Material safety data sheet mencakup cara penyimpanan, cara transportasi, dan cara-cara penggunaan dalam proses berikutnya. Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang berhubungan dengan pemaparan terhadap bahan-bahan kimia tertentu adalah jalur ke dalam tubuh, waktu pemaparan dan frekuensi pemaparan.

Jalur masuk pemaparan ke tubuh manusia yang paling berbahaya melalui sistem inhalasi yaitu jalur hidung melalui tenggorok dan berakhir di paru-paru. Berikutnya pemaparan lewat percikan zat cair (topical) sehingga akan mengakibatkan iritasi kulit (dermatitis) lebih membahayakan bila zat cair dan terkena mata.


Pemaparan berikutnya berupa zat padat yang sangat lembut yaitu debu, aneka ragam debu yang masuk ke tubuh terutama melalui sistem inhalasi, sangat membahayakan sistem pernafasan, semula radang hidung (pharingitis), berikutnya radang tenggorok (bronchitis) dan terakhir radang paru (pneumoconiosis).

Pneumokonious yang membahayakan antara lain : debu kapas (byssinosis), debu asbes (asbestosis), debu besi (siderosis), debu silica (silicosis), debu arang batu (anthracosis).

Penyakit akibat kerja (occupational disease) harus diwaspadai secara cermat, melalui studi epidemiologis bisa diprediksi berbagai macam penyakit akibat kerja. Analisis ditempuh melalui pengenalan latar belakang pemaparan baik kuantitatif dan kualitatif paparan, berikutnya dilakukan evaluasi yaitu serangkaian analisis data yang didukung oleh pemantauan biologik berdasarkan analisis medik. Berikutnya tindakan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja, pemaparan biologis merupakan penilaian keseluruhan dari zat-zat kimia yang berada di tempat kerja melalui pengukuran penentu yang sesuai sebagai panduan dalam mengevaluasi bahaya kesehatan yang potensial dalam rangka aktualisasi kesehatan lingkungan kerja.

Dalam situasi yang ideal aspek kesehatan dan keselamatan kerja diperhitungkan dalam tahap perencanaan (design process), pelaksanaan kerja diikuti oleh pedoman kerja yang betul serta ditunjang oleh penerapan ergonomic dapat dipastikan bisa meningkat produktivitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar