Minggu, 20 Januari 2013

Prosedur Tanggap Darurat

oleh: Agus Masroh

Advertisement
Prosedur tanggap darurat, yaitu tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat, secara garis besarnya meliputi:
•Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
•Pendidikan dan Latihan.
•Penanggulangan keadaan darurat.
•Pemindahan dan penutupan.

1.Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.
Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan) dan/atau gejala alam, dimana diduga kemungkinan akan adanya kecelakaan baik perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan.
Penyusunan rencana/rancangan tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut :
a.Kemungkinan akan bahaya.
b.System peringatan bahaya.
c.Prosedur pengaturan tugas & bertindak.
d.Manajemen dan control
e.Komunikasi di lapangan.
f.Urutan Kuasa.
g.Tindakan / kegiatan anggota
h.Pusat organisasi keadaan darurat
i.Prosedur pemindahan ( evakuasi )
j.Kelompok penolong
k.Modal.
Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti :
a)Deteksi kebakaran
b)Alarm kebakaran
c)System peralatan deteksi
d)Teriakan para pekerja.
e)Peringatan dari luar.
Rencana/rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk bisa menguasai keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada atasan mereka secepatnya.

2.Pendidikan dan latihan
Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan, kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Persyaratan utama yang harus dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat dan rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan prosedur penanggulangannya.
3.Penanggulangan Keadaan darurat.
Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan industry baik industry barang maupun industry jasa, diperlukan usaha bersama dari seluruh tim penyelamat ( Rescue Team). Untuk itu kelompok-kelompok tim penanggulangan keadaan darurat ( Emergency Response Team) harus sudah dibentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :
a.Pusat Koordinator selaku Pos Komando.
b.Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama.
c.Tim/Regu Pemadam Kebakaran.
d.Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).
e.Anggota staff lain yang terpilih.
4.Pemindahan dan penutupan.
Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus selalu disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat bisa diwakili oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi yang telah ditetapkan.
Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian, kecuali dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.
Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen. Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan kerugian akibat keadaan darurat, merupakan “kunci” untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi, sehingga d`pat mencegah dan atau meminimalisasi kerugian.
Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari seluruh unsure yang terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap terpeliharanya pelayanan yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja, dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas

pemeliharaan lingkungan kerja dalam kondisi aman

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
K3 adalah suatu kondisi pada pekerja dengan tingkat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang setinggi-tingginya, jauh dari Penyakit Akibat Kerja  (PAK) dan Kecelakaan Kerja. Agar seorang pekerja tidak mengalami PAK dan kecelakaan kerja, maka perlu diupayakan beberapa tindakan perbaikan antara lain pada lingkungan kerjanya.
Suatu lingkungan kerja nyaman bila lingkungan kerja tersebut, baik secara fisik, kimia dan biologi tidak menimbulkan gangguan kesehatan pekerja. Faktor fisik misalnya suhu tempat kerja, bising, getaran/vibrasi, radiasi maupun pencahayaan baik, aman bagi kesehatan, faktor kimiawi baik untuk proses produksi maupun hasil produksi suatu tempat kerja tidak mengganggu kesehatan pekerja, demikian pula unsur biologi yang ada di tempat kerja serta ada penerapan ergonomi yang baik. Suhu yang tinggi dan kebisingan di tempat kerja benar dapat menyulut terjadinya suatu kecelakaan kerja maupun PAK.

Dengan adanya berbagai faktor yang dapat mengganggu kesehatan kerja, maka perlu dilakukan identifikasi bahaya di tempat kerja. Identifikasi bahaya di tempat kerja perlu dilakukan, kemudian dievaluasi dan bila berada di luar standar yang ada maka dapat dilakukan pengendalian yang memadai di tempat kerja agar aman bagi pekerja. Banyak cara yang dapat dilakukan baik dari sisi mesin, instalasi maupun peralatan yang dipergunakan.

Sumber bahaya di tempat kerja dapat berasal dari bangunan, peralatan, instalasi, bahan produksi, proses produksi, cara kerja maupun lingkungan kerja. Bahaya-bahaya tersebut dapat menimbulkan peledakan, kebakaran, kecelakaan dengan berbagai derajat, juga dapat menimbulkan alergi, kerusakan kulit dan jaringan tubuh, kanker, keracunan, radio aktif maupun kelainan janin.
B. Batasan Masalah.
Pada makalah ini akan dibatasi pada masalah :
1. pengertian , prinsip , tujuan dan pentingnya keselamatan kerja
2. lingkungan kerja yang aman
3. pemeliharaan lingkungan kerja yang aman
C. Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian , prinsip , tujuan dan pentingnya keselamatan kerja ?
2. Apa yang dimaksud lingkungan kerja yang aman?
3. Bagaimana cara memelihara lingkungan kerja yang aman?
D. Tujuan.
1. untuk mengetahui  pengertian , prinsip , tujuan dan pentingnya keselamatan kerja
2. untuk mengetahui lingkungan kerja yang aman
3. untuk mengetahui cara memelihara lingkungan kerja yang aman
E. Manfaat
Dengan membahas pemeliharaan lingkungan kerja yang aman , maka diharapkan mahasiswa dapat memahami cara kerja pengamanan saat bekerja di lapangan dan tidak melanggar peraturan keselamatan kerja untuk diri sendiri..

Pengertian Keselamatan Kerja.
Keselamatan kerja adalah usaha untuk melaksanakan pekerjaan tanpa mengakibatkan kecelakaan, dengan kata lain membuat suasana kerja atau lingkungan kerja yang aman dan bebas dari segala macam bahaya disamping dicapainya hasil yang menguntungkan. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar karyawan/pekerja dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan alat-alat produksi.
Prinsip Keselamatan Kerja:
Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan terjadi karena ada penyebabnya antara lain manusianya dan peralatannya. Penyebab kecelakaan ini harus diantisipasi untuk menghindari tejadinya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman antara lain :
1. Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan dilakukan.
Dengan mengetahui kedua hal tersebut di atas, maka akan tercipta lingkungan kerja yang aman dan tidak akan terjadi kecelakaan baik manusia maupun peralatannya.
Pentingnya Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan antara lain untuk :
1. Menyelamatkan karyawan dari :
-Penderitaan sakit/cacad
-Kehilangan waktu
-Kehilangan pemasukan uang
2. Menyelamatkan keluarga dari :
-Kesedihan/kesusahan
-Kehilangan sumber pemasukan uang
-Masa depan yang tidak menentu
3. Menyelamatkan perusahaan dari :
-Kehilangan tenaga kerja
-Pengeluaran biaya akibat kecelakaan
-Melatih/mengganti pegawai
-Kehilangan waktu karena terhentinya kegiatan
-Menurunnya produksi
TUJUAN KESELAMATAN KERJA
1. Mencegah/ mengadakan usaha pencegahan agar karyawan tidak mendapat luka/cidera/mati
2. Tidak terjadinya kerusakan /kerugian pada alat /material/produksi
3. Upaya pengawasan  4 M yaitu : manusia, material, mesin, metode kerja yang dapat memberikan lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat kerja atau diremehkan.
Lingkungan kerja yang aman adalah Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana pekerja bekerja atau yang sering dimasuki untuk keperluan pekerjaan yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sehingga pekerja dapat bekerja dengan baik dan aman.
Lingkungan kerja yang diharapkan ( memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja):
  1. Teratur.
Lingkungan kerja yang teratur seperti : penempatan peralatan kerja , peralatan safety , material , dll dapat memudahkan pekerja untuk bekerja dan tidak asal asalan menaruh peralatan.
  1. Bersih dan tidak licin.
Keadaan lingkungan kerja yang bersih memudahkan pekerja bekerja dan lantai kerja yang tidak licin dapat menjaga pekerja dari kecelakaan terjatuh.
  1. Nyaman suhunya.
Suhu ruangan kerja dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan , jika suhu terlalu panas maka pekerja dapat cepat kelelahan karena panas ruangan dan kerja melambat.
  1. Ada keseimbangan antara waktu kerja dan waktu istirahat.
Waktu kerja dan waktu istirahat yang tepat dapat meningkatkan kinerja pekerja dan meghindari sakit pekerja karena terlambat makan atau kurang istirahat.
  1. Harmonis tata warna dan tata letaknya.
Penempatan perlengkapan dan peralatan kerja sesuai dengan lingkungan kerja yang akan dikerjakannya memudahkannya untuk mengambilnya dan menciptakan kondisi kerja yang menarik.
  1. Kondisi mesin dan alat-alat produksi lainnya disesuaikan dengan manusianya.
Penempatan pekerja yang sesuai dengan bidang keahliannya di mesin atau alat produksi yang sesuai agar tidak terjadi kecelakaan karena kurang pengetahuan akan mesin yang digunakannya.
  1. Ada pengaturan intensitas dan penyebaran cahaya.
Pencahayaan yang tepat untuk bekerja di lingkungan kerja yang perlu mendapat cukup cahaya agar pekerja terhindar dari kejatuhan atau kecelakaan lainnya karena kurang penglihatan.
  1. Bahan-bahan beracun terkendali.
Keadaan lingkungan kerja yang bebas dan aman dari gas-gas yang dapat menggangu dan merusak saluran pernafasan.
  1. Limbahnya dinetralisir.
Dapat ditanggulanginya limbah-limbah yang menggangu di lingkungan kerja.
  1. Ada suasana kekeluargaan.
Terciptanya suasana saling akrab dan kekeluargaan antar pekerja dengan pengusaha atau pekerja dengan pekerja agar saling menjaga dan mengingatkan tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Cara memelihara lingkungan kerja agar tetap aman
  1. Keselamatan adalah masalah semua orang,
    Jika ada sesuatu yang salah, jangan tinggalkan, Diskusikan  dengan rekan kerja, supervisor dan pekerja lainnya merupakan kunci terhadap keselamatan. Karenanya, kembangkan sistem pertukaran informasi, ide dan permasalahan serta rentang waktu untuk pengecekan berkala. Perbaikan kecil, harian,merupakan kunci dari lingkungan kerja yang aman dan produktif.
  2. Gunakan Ruangan dengan baik,
    Jangan mencampuradukan ruangan untuk bekerja, istirahat dan gudang. Bersihkan ruang kerja, dan lengkapi dengan penerangan yang memadai. Air minum dan fasilitas kamar kecil yang bersih harus tersedia.
  3. Cek ruang kerja
    Jadwalkan beberapa menit untuk mengecek ruang kerja. Idealnya  harus bekerja pada ketinggian dan dalam posisi tubuh yang sesuai untuk  mengurangi gerakan menunduk, menekuk ataupun mengangkat tangan, Barang-barang yang sering dipakai harus berada dalam jangkauan.
  4. Pasang Pengaman,
    Pastikan mesin dengan bagian bergerak yang berbahaya tetap terjaga, juga koneksi listrik dan kabelnya dalam pabrik. Periksa dan rawat peralatan secara teratur. Periksa setidaknya satu bulan sekali untuk memastikan tidak ada bagian- bagian rusak atau tidak stabil.
  5. Pikirkan Lingkungan
    Bukan hanya pabrik yang terdapat bahaya seperti debu, kimia, suara dan panas. Kantor dan rumah sama-sama punya potensi bahaya. Karenanya maksimalkan ventilasi udara alami. Bahan kimia harus diberi label secara baik dan disimpan ditempat yang aman. Jaga temperatur udara. Apabila panas atau dingin menjadi masalah pertimbangan insolasi.
  6. Gunakan Alat Pelindung Diri ( APD ).
    Pastikan tersedia pakaian dan alat pelindung diri, seperti kacamata, sepatu, sarung tangan, helm dan lain sebagainya. Pertolongan pertama penting, dan latihlah para karyawan cara mengunakannya.
  7. Gunakan Alat Bantu,
    Gunakan alat bantu yang terpelihara baik untuk mengangkat atau memindahkan benda-benda berat dan sulit. Atau untuk melakukan kegiatan sehari – hari.
  8. Perubahan sama baiknya dengan istirahat,
    Variasikan kegiatan karyawan, monoton dan kebosanan merupakan musuh dari kualitas, produktivitas serta keselamatan. Menciptakan suasana dan kondisi kerja yang menarik dapat mengembangkan keterampilan baru.
  9. Perhatian Khusus,
    Beberapa rekan kerja membutuhkan perhatian khusus agar bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Karenanya pertimbangkan kebutuhkan perempuan hamil, penyandang cacat, pekerja pendatang atau orang berusia lanjut.
  10. Istirahat
    Istirahat singkat secara berkala membantu meningkatkan produktivitas, kualitas kerja dan menurunkan tingkat kecelakaan. Untuk jangka panjang, jangan menganggap libur kerja ataupun beralibur sebagai kemewahan, karena dapat mencegah kelelahan dan kecapaian kerja.

9 komentar:

  1. Trims... share info K3 Lain ya gan...

    BalasHapus
  2. Thanks. sangat bermanfaat. ada info tentang prosedur penanganan keadaan darurat bencana tanah longsor, gempa bumi, banjir, kebakaran ? kalo ada tolong dishare. thanks.

    BalasHapus
  3. Indonesia sangat rentan bencana alam semoga edukasi tentang penangulangan bencana bisa bermanfaat

    BalasHapus
  4. Jadikan pedoman ini telah dapat dipelajari sejak usia dini, disamping guru,dosen dan terutama orang tua murid juga mengerti dan paham tentang SMK 3, ini lebih baik untuk seluruh masyarakat indoneaia, diluar negeri hal ini telah diberlakukan. Kenapa di negara sendiri masih dikalangan tertentu....

    BalasHapus
  5. Jadikan pedoman ini telah dapat dipelajari sejak usia dini, disamping guru,dosen dan terutama orang tua murid juga mengerti dan paham tentang SMK 3, ini lebih baik untuk seluruh masyarakat indoneaia, diluar negeri hal ini telah diberlakukan. Kenapa di negara sendiri masih dikalangan tertentu....

    BalasHapus
  6. TQ sharing pengetahuannya mas Agus ! Boleh tambahin contoh2 yg ada foto pendekatan nya mas ?? Matur nuon.

    BalasHapus
  7. keren blognya, terus berkarya....

    BalasHapus