Laman

Kamis, 04 September 2014

Sinkronisasi Tekno Struktural dan Sosio Prosesual



Kedua sub sistem tekno struktural dan sosio prosesual bisa dipadukan secara ergonomik guna meningkatkan produktivitas, mesin dan perlengkapan kerja harus disesuaikan dengan keadaan komunitas kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural dan tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri tenaga kerja. Perangkat kerja dalam hal ini tekno struktural dan tata ruang kerja harus disesuaikan dengan rata-rata ukuran antropometri tenaga kerja.

Tujuan utama sinkronisasi adalah meminimalkan faktor kelelahan dan ketidak efisiensian gerak tubuh, tidak terbuang waktu dan energi serta meletakkan dasar  bekerja selamat dan sehat.

Sistem kerja di industri hendaknya mengikuti prosedur yang ditetapkan, dengan kerja yang efektif harus dapat menjelaskan tuntutan pekerjaan terjawab oleh komunitas tenaga kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memberi perhatian penuh kepada komunitas tenaga kerja agar dalam berkarya dalam kondisi selamat dan sehat, khususnya dalam era industrialisasi menghendaki cara berfikir dan kebiasaan perilaku mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.

Koordinat menggambarkan dimana keserasian dan sinkronisasi perkembangan teknologi (tekno struktural) dan aktifitas tenaga kerja (sosio prosesual), dengan ke depan bekerja lebih produktif.

Aspek komunitas tenaga kerja (sosio prosesual) disesuaikan dengan pendidikan dan pengalaman terhadap tuntutan spesifikasi pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki motivasi tinggi, mampu menyesuaikan dengan peralatan kerja, dan mampu mencerna norma-norma K3 secara sadar.


Aspek peralatan kerja (tekno struktural), harus didesain secara ergonomic guna melancarkan proses produksi dan meningkatkan produktivitas kerja.

Kecelakaan bisa timbul akibat kecerobohan (an safe actions), bisa dari unsur peralatan kerja (technical errors) dan karena faktor lingkungan kerja (environment errors)  bisa menimbulkan kecelakaan.

Pekerjaan yang lebih bersifat kontinuitas diperlukan perancangan tempat kerja berdasarkan data anthropometri dan data statis (proses teknologikal struktural dan sosio prosesual).

Analisis sistem sambungan kerangka (batas jangkauan, ruang gerak beraktifitas), gerak otot dan aktivitasnya, kemudian rasa nyeri kerangka otot yang disebabkan oleh pekerjaan. Ketiga substansi di atas mendapat perhatian dari obyek ergonomis.

Semua aktifitas tubuh manusia diatur dan dikendalikan oleh sistem susunan saraf bagaimana mengendalikan gaya-gaya dinamis, dalam kenyataan memang terdapat gaya seperti itu.

Faktor kelelahan kerja menjadi penentu, karena meningkatnya kerja memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri.

Perasaan adanya kelelahan umum bisa ditandai oleh beberapa variabel antara lain :
1. Kelelahan mental
2. Kelelahan visual
3. Kelelahan urat saraf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar